Dihimpun Jakarta, CNN Indonesia — Presiden Vladimir Putin menelepon Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, pada hari ini, Senin (18/4), sehari setelah Rusia menyindir Israel karena mengkritik invasi di Ukraina.
Kantor pemerintahan Rusia menyatakan, kedua pemimpin membicarakan sejumlah isu, termasuk negosiasi damai dengan Ukraina demi menghentikan peperangan.
“[Mereka juga membicarakan] masalah pembangunan permukiman di Timur Tengah terkait peningkatan ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur,” demikian pernyataan Kremlin yang dikutip Reuters.
Situasi memanas pada Jumat (15/4), ketika polisi Israel memasuki Masjid Al-Aqsa sekitar pukul 06.30 waktu setempat. Bentrokan dengan warga Palestina pun tak terhindarkan.
Polisi Israel mengklaim, puluhan anak muda sudah berkumpul sejak pukul 04.00 waktu setempat. Para pemuda itu disebut membawa bendera Organisasi Pembebasan Palestina dan Hamas.
Menurut polisi Israel, para pemuda itu melempar batu dan kembang api ke arah aparat. Pemuda itu juga disebut sudah menyiapkan tumpukan batu untuk serangan lanjutan.
Dikatakan Rusia, Israel telah melakukan pencaplokan ke Palestina. Menyebabkan 2,5 juta warga Tepi Barat hidup di kanton-kantong yang terpisah dari dunia luar.
“Jalur Gaza pada dasarnya telah menjadi ‘penjara terbuka’, yang dua juta orangnya telah dipaksa untuk bertahan hidup selama hampir 14 tahun di bawah kondisi laut, udara dan blokade tanah yang diberlakukan oleh Israel,” lanjut kementerian.
“Juga perlu dicatat bahwa program Israel untuk mempertahankan pendudukan terlama dalam sejarah dunia pasca perang dilakukan dengan bantuan diam-diam dari negara-negara Barat terkemuka dan dukungan nyata dari Amerika Serikat (AS).”
Ketegangan Israel-Palestina memuncak baru-baru ini setelah serangan mematikan di Israel dan tewasnya warga Palestina dalam penggerebekan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Seorang warga Palestina berusia 17 tahun yang terluka pada hari Kamis (14/04) dalam operasi Israel di wilayah Jenin, Tepi Barat bagian utara, meninggal dunia pada hari Jumat (15/04), kata menteri kesehatan Palestina.
Lebih dari 20 warga Palestina, banyak dari mereka diidentifikasi sebagai orang bersenjata, telah tewas sejak Israel menggencarkan penyisiran di Distrik Jeni, Tepi Barat, setelah warga Palestina menewaskan tiga warga Israel di Tel Aviv, Kamis pekan lalu (07/04)
Serangan itu adalah serangan keempat di Israel yang dilakukan oleh warga Arab Israel dan warga Palestina hanya dalam dua minggu. Serangan tersebut menyebabkan 12 warga Israel dan dua warga Ukraina tewas, menandai periode serangan paling mematikan di Israel selama lebih dari 15 tahun dan telah membuat negara itu gelisah.
255 Korban Jiwa
Mengutip dari Kompas, jumlah korban tewas akibat konflik ini baik dari warga Israel maupun Palestina berjumlah 255 orang. Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, setidaknya terdapat 243 warga Palestina yang menjadi korban jiwa, 66 diantaranya adalah anak-anak. Sementara itu, mengutip Al Jazeera, korban jiwa dari Israel sebanyak 12 orang, termasuk 2 anak-anak.
Dari sisi kerugian materiil, otoritas Palestina menyebutkan kerugian mencapai 322 juta dolar Amerika Serikat akibat rentetan serangan udara yang dilakukan oleh militer Israel selama 11 hari. Kementerian Perumahan Hamas menyebutkan sebanyak 16.800 rumah rusak akibat pengeboman yang dilakukan militer Israel. Dari jumlah tersebut, 1.800 rumah sudah tidak layak huni, dan ribuan unit rumah lainnya hancur rata dengan tanah.
credit image : Jawapos.com